Penemuan Partikel Positif oleh Goldstein
Sebelum elektron ditemukan oleh J.J Thomson, E. Goldstein menerangkan adanya berkas sinar yang berfluorisesi pada permukaan dalam tabung sinar katode yang melaju lewat lubang - luang dalam tabung dan bergerak menuju ujung lain dari tabung yang bermuatan negatif. Artinya terdapat sinar bermuatan positif bergerak dalam tabung tersebut. peristiwa terbentuknya terusan dijelskan oleh Goldstein sebagai berikut:
Pembuktian Adanya Partikel Positif oleh Rutherford
Sebelum elektron ditemukan oleh J.J Thomson, E. Goldstein menerangkan adanya berkas sinar yang berfluorisesi pada permukaan dalam tabung sinar katode yang melaju lewat lubang - luang dalam tabung dan bergerak menuju ujung lain dari tabung yang bermuatan negatif. Artinya terdapat sinar bermuatan positif bergerak dalam tabung tersebut. peristiwa terbentuknya terusan dijelskan oleh Goldstein sebagai berikut:
Pembuktian Adanya Partikel Positif oleh Rutherford
Lahir : 30 Agustus 1871 di Nelson, Selandia Baru
Meninggal : 19 Oktober 1937
Rutherford memodifikasi tabung sinar
katode dengan cara mengganti gas helium (sinar α ) dengan gas hidrogen.
Penggantian gas hidrogen dengan gas lain menghasilkan sinar serupa dengan sinar
terusan yang dihasilkan dari berbagai gas. Sinar yang dihasilkan selalu
bermuatan positif yang besarnya merupakan kelipatan dari +1,6 x 10-19C.
Gas hidrogen
merupakan unsur terkecil dari gas - gas lainnnya sehingga Rutherford
menyimpulkan bahwa muatan partikel positif sama dengan muatan ion positif dari
hidrogen, yaitu sebesar +1,6 x 10-19C.
Berapakah
massa dari partikel positif tersebut? Data dari percobaan menunjukkan bahwa
angka banding e/m ion positif sama dengan 9,57 x 104
Cg-1. Harga tersebut merupakan harga e/m terbesar dari
berbagai macam gas yang diteliti.
Dengan
demikian, disimpulkan bahwa ion positif hidrogen merupakan partikel dasar
bermuatan positif dan dikenal dengan sebutan proton. Massa proton dapat
dihitung dari angka banding e/m dan muatan proton, yaitu :
Pada waktu yang hampir bersamaan dengan percobaan
Thomson, empat orang fisikawan, yaitu Henri Becqurel, Marie Curie, Pierre
Curie, dan Ernest Rutherford meneliti keradioaktifan. Ada tiga jenis partikel
sinar radioaktif, yaitu partikel alfa (α) bermuatan positif, partikel beta (β)
bermatan negatif dan gamma (γ) yang tidak bermuatan.
Pada tahun 1906, Ernest Rutherford bersama
mahasiswanya Geiger dan Marsden meneliti radiasi dari uranium, radium, dan
radioaktif lain yang memancarkan sinar α, β dan γ. Radioaktif tersebut disimpan
dalam kotak timbel dengan lubang yang sangat kecil sihingga sinar α dalam
kotakakan terpancar. Pancaran sinar α digunakan untuk menembak lempeng emas
tipis sehingga eksperimen tersebut dikenal dengan eksperimen lempeng tipis
emas. Sebagian besar sinar α diteruskan, hanya sedikir yang dipantulkan.
Mengapa sinar α lebih banyak diteruskan dibanding
yang dipantulkan oleh lempeng emas? Sinar α yang bermuatan posititf menumbuk
partikel pejal (logam emas) yang juga bermuatan positif. Partikel yang
muatannya sama akan tolak-menolak. Partikel pejal tersebut dinamakan Rutherford
inti atom. Elektron terletak di luar inti pada jarak yang relatif jauh
dengan gerakan yang cepat, dikarenakan ada tolakan dari inti yang bermuatan
positif.
Setiap
atom mempunyai suatu pusat kecil atau inti. Peluang partikel α mendekati inti
sangat kecil karena ukurannya yang sangat kecil. Artinya, inti akan menolak
partikel α karena inti bernuatan positif seperti partikel α.
Kesimpulan :
- Atom terdiri atas inti atom yang bermuatan positif dan elektron-elektron bermuatan begatif yang beredar mengelilingi inti atom
- Atom bersifat netral sehingga
jumlah proton dalam inti sama dengan jumlah elektron yang mengelilingi
inti atom
Sumber :
Buku kimia kelas X terbitan Yudhistirahttp://yiksrimustika.wordpress.com/2011/04/05/teori-atom-demokritus/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar