Sabtu, 06 Desember 2014
Kamis, 04 Desember 2014
Sifat Periodik Unsur
Sifat-sifat
periodik unsur adalah sifat-sifat yang ada hubunganya dengan letak unsur pada
sistem periodik. Sifat-sifat tersebut berubah dan berulang secara periodik
sesuai dengan perubahan nomor atom dan konfigurasi elektron.
1. Jari-jari atom
1. Jari-jari atom
Jari-jari atom
merupakan jarak elaktron terluar ke inti atom dan menunjukan ukuran suatu atom.
Jari-jari atom sukar diukur sehingga pengukuran jari-jari atom dilakukan dengan
cara mengukur jarak inti antar dua atom yang berikatan sesamanya.
Dalam suatu golongan, jari-jari atom
semakin ke atas cenderung semakin kecil. Hal ini terjadi karena semakin ke
atas, kulit elektron semakin kecil. Dalam suatu periode, semakin ke kanan
jari-jari atom cenderung semakin kecil. Hal ini terjadi karena semakin ke kanan
jumlah proton dan jumlah elektron semakin banyak, sedangkan jumlah kulit
terluar yang terisi elekteron tetap sama sehingga tarikan inti terhadap
elektron terluar semakin kuat.
2. Energi
ionisasi
Jika dalam
suatu atom terdapat satu elektron di luar subkulit yang mantab, elektron ini
cenderung mudah lepas supaya mempunyai konfigurasi seperti gas mulia. Namun,
untuk melepaskan elektron dari suatu atom dperlukan energi. Energi yang
diperlukan untuk melepaskan elektron dari suatu atom di namakan energi
ionisasi. Dalam suatu periode semakin banyak elektron dan
proton gaya tarik menarik elektron terluar dengan inti semakin besar
(jari-jari kecil) Akibatnya, elektron sukar lepas sehingga energi untuk melepas
elektron semakin besar. Hal ini berarti energi ionisasi besar.
Jika jumlah elektronnya
sedikit, gaya tarik menarik elektron dengan inti lebih kecil
(jari-jarinya semakain besar). Akibatnya, energi untuk melepaskan elektron
terluar relatif lebih kecil berarti energi ionisasi kecil.
Unsur-unsur yang segolongan : energi ionisasi makin ke bawah makin kecil, karena
elektron terluar akin jauh dari inti (gaya tarik inti makin lemah),
sehingga elektron terluar makin mudah di lepaskan.
Unsur-unsur
yan seperiode : energi
ionisai pada umumnya makin ke kanan makin besar, karena makin ke kanan gaya tarik inti makin kuat.
Kekecualian :
unsur-unsur golongan II A memiliki energi
ionisasi yang lebih besar dari pada golongan III A, dan energi ionisasi
golongan V A lebih besar dari pada golongan VI A.
3. Keelektronegatifan
3. Keelektronegatifan
Kelektronegatifan
adalah kemampuan suatu atom untuk menarik elektron dari atom lain. Faktor yang
mempengaruhi keelektronegatifan adalahgaya tarik dari inti terhadap
elektron dan jari-jari atom.
Unsur-unsur
yang segolongan :
keelektronegatifan makin ke bawah makin kecil, karena gaya taik-menarik
inti makin lemah. Unsur-unsur bagian bawah dalam sistem periodik cenderung
melepaskan elektron.
Unsur-unsur yang seperiode : keelektronegatifan makin kekanan
makin besar.keelektronegatifan terbesar pada setiap periode dimiliki oleh
golongan VII A (unsur-unsur halogen). Harga kelektronegatifan terbesar terdapat
pada flour (F) yakni 4,0, dan harga terkecil terdapat
pada fransium (Fr) yakni 0,7.
Harga
keelektronegatifan penting untuk menentukan bilangan oksidasi ( biloks ) unsur
dalam sutu senyawa. Jika harga kelektronegatifan besar, berati unsur yang
bersangkutan cenderung menerim elektron dan membentuk bilangan oksidasi
negatif. Jika harga keelektronegatifan kecil, unsur cenderung melepaskan
elektron dan membentuk bilangan oksidasi positif. Jumlah atom yang diikat
bergantung pada elektron valensinya.
4. Sifat
Logam
Sifat-sifat
unsur logam yang spesifik, antara lain : mengkilap, menghantarkan panas
dan listrik, dapat ditempa menjadi lempengan tipis, serta dapat ditentangkan
menjadi kawat / kabel panjang. Sifat-sifat logam tersebut diatas yang
membedakan dengan unsur-unsur bukan logam. Sifat-sifat logam, dalam sistem
periodik makin kebawah makin bertambah, dan makin ke kanan makin berkurang.
Batas
unsur-unsur logam yang terletak di sebelah kiri dengan batas unsur-unsur bukan
logam di sebelah kanan pada system periodic sering digambarkan dengan tangga
diagonal bergaris tebal.
Unsur-unsur
yang berada pada batas antara logam dengan bukan logam menunjukkan sifat ganda.
5. Kereaktifan
5. Kereaktifan
Reaktif artinya mudah bereaksi. Unsur-unsur
logam pada system periodik, makin ke bawah makin reaktif, karena makin mudah
melepaskan elektron. Unsur-unsur bukan logam pada sistem periodik, makin ke
bawah makin kurang reakatif, karena makin sukar menangkap electron.
Kereaktifan suatu
unsur bergantung pada kecenderungannya melepas atau menarik elektron. Jadi,
unsur logam yang paling reatif adalah golongan VIIA (halogen).
Dari kiri ke kanan dalam satu
periode, mula-mula kereaktifan menurun kemudian bertambah hingga golongan VIIA.
Golongan VIIA tidak rekatif.
6. Afinitas Elektron
6. Afinitas Elektron
Afinitas
elektron ialah energi yang dibebaskan atau yang diserap apabila suatu atom
menerima elektron.
Jika ion
negatif yeng terbentuk bersifat stabil, maka proses penyerapan elektron itu
disertai pelepasan energi dan afinitas elektronnya dinyatakan dengan tanda
negative. Akan tetapi jika ion negative yang terbentuk tidak stabil, maka
proses penyerapan elektron akan membutuhkan energi dan afinitas elektronnya
dinyatakan dengan tanda positif. Jadi, unsur yang mempunyai afinitas elektron
bertanda negatif mempunyai kecenderungan lebih besar menyerap elektron daripada
unsur yang afinitas elektronnya bertanda positif. Makin negative nilai afinitas
elektron berarti makin besar kecenderungan menyerap elktron.
Dalam satu
periode dari kiri ke kanan, jari-jari semkain kecil dangaya tarik inti
terhadap elektron semakin besar, maka atom semakin mudah menarik elektron dari
luar sehingga afinitas elektron semakin besar.
Pada satu golongan dari atas ke
bawah, jari-jari atom makin besar, sehingga gaya tarik inti terhadap elektron
makin kecil, maka atom semakin sulit menarik elektron dari luar, sehingga
afinitas elektron semakin kecil.
Rabu, 03 Desember 2014
Konfigurasi elektron dan Elektron valensi
Konfigurasi elektron adalah susunan elektron dalam
atom. Susunan elektron pada masing-masing kulit dikenal sebagai konfigurasi
elektron dan elektron yang berada pada kulit luar disebut elektron valensi.
Konfigurasi (susunan) elektron suatu atom berdasarkan kulit-kulit atom
tersebut. Susunan ini ditentukan oleh jumlah elektron yang bergerak
mengelilingi inti atom pada lintasan yang disebut kulit atom.Kulit pertama
diberi nama K, selanjutnya L, M, N, dst. Aturan pengisian jumlah elektron
maksimum per kulit diperkenalkan oleh Pauli, dengan memakai rumum 2n2,
dimana n = kulit atom. Setiap kulit atom dapat terisi elektron maksimum 2n2,
dimana n adalah kulit ke berapa.
Lambang kulit dimulai dari K, L, M, N dan seterusnya dimulai dari dekat dengan inti
Konfigurasi elektronnya bukanlah K L M N
2 8 9
tetapi 2 8 8 1
Hal ini dapat dijelaskan bahwa elektron paling luar maksimum 8, sehingga sisanya harus 1 di kulit terluar. Begitu pula dengan nomor atom 20. Bagaimana dengan unsur dengan nomor atom 88? Unsur dengan nomor atom 88 akan terisi sesuai dengan kapasitas kulit pada kulit K, L, M dan N serta masih ada sisa 28. sisa ini tidak boleh diletakkan seluruhnya di kulit O, sisa ini diletakkan pada kulit sesudahnya mengikuti daya tampung maksimum kulit sebelumnya yang dapat diisi yaitu 18, 8 atau 2 sehingga sisanya diisikan sesuai Tabel 2 tersebut
Tata Cara Penulisan Konfigurasi Elektron :
Tabel Hubungan konfigurasi elektron dan elektron valensi
Jika n = 1 maka berisi 2 elektron
Jika n = 2 maka berisi 8 elektron
Jika n = 3 maka berisi 18 elektron
dan seterusnya.
Jika n = 2 maka berisi 8 elektron
Jika n = 3 maka berisi 18 elektron
dan seterusnya.
Lambang kulit dimulai dari K, L, M, N dan seterusnya dimulai dari dekat dengan inti
Elektron disusun sedemikian rupa pada masing-masing
kulit dan diisi maksimum sesuai daya tampung kulit tersebut. Jika masih ada
sisa elektron yang tidak dapat ditampung pada kulit tersebut maka diletakkan
pada kulit selanjutnya. Contoh: Pengisian konfigurasi electron
Konfigurasi elektron pada unsur dengan nomor atom 19.
Konfigurasi elektronnya bukanlah K L M N
2 8 9
tetapi 2 8 8 1
Hal ini dapat dijelaskan bahwa elektron paling luar maksimum 8, sehingga sisanya harus 1 di kulit terluar. Begitu pula dengan nomor atom 20. Bagaimana dengan unsur dengan nomor atom 88? Unsur dengan nomor atom 88 akan terisi sesuai dengan kapasitas kulit pada kulit K, L, M dan N serta masih ada sisa 28. sisa ini tidak boleh diletakkan seluruhnya di kulit O, sisa ini diletakkan pada kulit sesudahnya mengikuti daya tampung maksimum kulit sebelumnya yang dapat diisi yaitu 18, 8 atau 2 sehingga sisanya diisikan sesuai Tabel 2 tersebut
Berikut Jumlah elektron maksimum per kulit :
Kulit
|
Nomor Kulit
|
Rumusan 2n2
|
Elektron
Maksimum
|
K
|
1
|
2(1)2
|
2.(1) = 2
|
L
|
2
|
2(2)2
|
2.(4) = 8
|
M
|
3
|
2(3)2
|
2.(9) = 18
|
N
|
4
|
2(4)2
|
2.(16) = 32
|
O
|
5
|
2(5)2
|
2.(25) = 50
|
P
|
6
|
2(6)2
|
2.(36) = 72
|
Q
|
7
|
2(7)2
|
2.(49) = 98
|
R
|
8
|
2(8)2
|
2.(64) = 128
|
S
|
9
|
2(9)2
|
2.(81) = 182
|
T
|
10
|
2(10)2
|
2.(100) = 200
|
Selanjutnya, pengisian elektron per kulit harus
berdasarkan aturan Aufbau, (pengisian elektron dimulai dari tingkat energi
terendah ke tingkat energi tertinggi).
Tata Cara Penulisan Konfigurasi Elektron :
1) Ketahui dahulu nomor atom unsur
2) Tulislah perlambangan unsur dan nomor atomnya ( Cth.: 3Li)
3) Isi elekton sesuai kulit dimulai dari Kulit K
4) Kulit K harus terlebih dahulu diisi maksimum sesuai aturan Pauli
5) Jika atom memiliki lebih dari 2 elektron, maka sisa elektron dimasukkan ke kulit berikutnya sampai mencapai maksimum
6) Jika sisa elektron sesudah dimasukkan ke kuoit berikutnya tidak dapat mencapai maksimum, maka diisi dengan elektron maksimum di kulit sebelumnya
7) Selanjutnya jika kulit sebelumnya tidak memenuhi elektron maksimum, maka ditulis sebagai sisa pada kulit selanjutnya.
2) Tulislah perlambangan unsur dan nomor atomnya ( Cth.: 3Li)
3) Isi elekton sesuai kulit dimulai dari Kulit K
4) Kulit K harus terlebih dahulu diisi maksimum sesuai aturan Pauli
5) Jika atom memiliki lebih dari 2 elektron, maka sisa elektron dimasukkan ke kulit berikutnya sampai mencapai maksimum
6) Jika sisa elektron sesudah dimasukkan ke kuoit berikutnya tidak dapat mencapai maksimum, maka diisi dengan elektron maksimum di kulit sebelumnya
7) Selanjutnya jika kulit sebelumnya tidak memenuhi elektron maksimum, maka ditulis sebagai sisa pada kulit selanjutnya.
Elektron valensi
Elektron yang berperan dalam reaksi pembentukkan
ikatan kimia dan dalam reaksi kimia adalah elektron pada kulit terluar atau
elektron valensi. Jumlah elektron valensi suatu atom ditentukan berdasarkan
elektron yang terdapat pada kulit terakhir dari konfigurasi elektron atom
tersebut.
Nomor Atom
|
Kulit
|
Jumlah
Elektron Valensi
|
|||
K
|
L
|
M
|
N
|
||
11
|
2
|
8
|
1
|
1
|
|
12
|
2
|
8
|
2
|
2
|
|
14
|
2
|
8
|
4
|
4
|
|
19
|
2
|
8
|
8
|
1
|
1
|
Tabel Hubungan konfigurasi elektron dan elektron valensi
Unsur-unsur yang mempunyai jumlah elektron valensi
yang sama akan memiliki sifat kimia yang sama pula. Atom-atom yang memiliki
elektron valensi yang sama akan memiliki sifat kimia yang relatif sama/mirip,
sebab elektron valensi menentukan sifat kimia suatu atom atau cara atom
bereaksi denan atom lain pada saat membentuk ikatan.
Penentuan golongan A unsur dalam
Tabel Periodik dapat dilakukan dengan cara menetapkan elektron valensi.
Konfigurasi elektron per kulit
seperti di atas hanya berlaku untuk golongan utama (A), sedangkan golongan
transisi (B) menggunakan konfigurasi elektron per subkulit (pelajaran kelas XI).
Penentuan periode dilakukan
dengan cara menetapkan jumlah kulit yang sudah terisi elektron atau mencari nomor
kulit (n) terbesar yang terisi elektron atau kulit terluarnya.
Langganan:
Postingan (Atom)